Berita

Usai Diguncang Gempa, Mamuju Diterjang Banjir, Warga Kembali Mengungsi

Spread the love

– Setelah diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 5,8, banjir bercampur lumpur menerjang Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Minggu (12/6/2022). Puluhan warga terdampak banjir masih mengungsi di Terminal Simbuang. slot online 2022

Pada Senin (13/6/2022) sore, warga terlihat membuat tenda-tenda darurat di ruang tunggu. Ada juga sebagian warga yang memanfaatkan tempat duduk terminal sebagai tempat tidur.

“Kami tidur seadanya di tempat duduk ruang tunggu terminal karena tidak ada tenda yang disiapkan,” kata salah seorang pengunsi, Firman, Senin (13/6/2022), seperti dilansirAntara.

Dia mengungkapkan sebagian besar pengungsi di Terminal Simbuang, merupakan warga di sekitar bantaran Sungai Karema yang rumahnya sangat terdampak banjir.

Walaupun saat ini air sudah surut dan banyak warga yang mulai membersihkan rumah mereka, namun Firman mengaku masih akan bertahan di pengungsian. Hal ini karena rumahnya rusak dan dipenuhi lumpur.

“Siapa yang mau tinggal seperti ini. Kami bersama lebih 100 warga lainnya masih bertahan karena rumah kami rusak dan dipenuhi lumpur,” tuturnya.

Dia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah mereka.

“Kami berharap, ada perhatian dari pemerintah sebab tidak mungkin kami memperbaiki rumah kami dalam kondisi seperti ini,” ujar Firman.

Dia mengatakan trauma beberapa bencana yang terjadi di Mamuju masih membayangi masyarakat. Mulai dari banjir bandang empat tahun silam, gempa bumi berkekuatan Magnitudo6,2 pada Januari 2021 hingga gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 pekan lalu.

“Saat gempa pekan lalu, kami juga mengungsi di sini (Terminal Simbuang). Dan berselang sehari setelah kembali ke rumah, kami kembali mengungsi di Terminal Simbuang,” kata Firman.

Warga lainnya, Sisilia mengaku masih akan tetap bertahan di tempat pengungsian di Terminal Simbuang karena rumahnya rusak diterjang banjir bercampur lumpur.

“Hanya sekitar setengah jam air tiba-tiba naik sehingga kami langsung mengungsi ke sini. Hanya sedikit baju yang bisa kami bawa. Sementara sebagian pakaian anak-anak saya dan suami terbawa air,” tutur Sisilia yang mengungsi bersama dua anaknya.

Saat ini kata dia, yang paling dibutuhkan para pengungsi adalah tenda, pakaian anak-anak dan pakaian bekas untuk orang dewasa.

“Selain rumah rusak, banyak perabotan rumah juga hanyut. Kalau bantuan makanan lumayan, begitupun dengan obat-obatan dan susu untuk anak-anak, tadi sudah ada yang memberikan bantuan,” tutur Sisilia.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *