– Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Covid-19 Nasional Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting berpesan agar masyarakat berhati-hati pada testimoni terkait obat di media sosial. slot online terpercaya
Masyarakat diminta tidak langsung percaya pada testimoni pada berbagai jenis obat, termasuk obat pencegah gejala post-Covid-19 atau long covid.
“Medsos sekarang penuh dengan testimoni dan masyarakat tidak perlu segera yakin dan percaya begitu saja,” kata Alexander melalui aplikasi pesan, Kamis (9/6/2022).
Hal itu untuk menyikapi sebuah informasi hoaks yang telah muncul di Thailand terkait kandungan nutrisi yang bisa mencegah gejala long covid.
Unggahan di Facebook tersebut mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui bahwa protein, resveratrol, dan probiotik dapat mencegah gejala long covid, dilansir dari AFP, Kamis (9/6/2022).
Tagar yang disertakan dalam unggahan tersebut menyatakan bahwa sebuah suplemen diet yang diproduksi Renatar mengandung tiga nutrisi itu.
“The World Health Organization telah menyetujui protein, resveratrol, dan probiotik untuk mencegah gejala Covid-19 yang berkepanjangan #RenatarHasEverything,” arti dari tulisan berbahasa Thailand itu.
Dari penelusuran AFP diketahui klaim bahwa WHO menyetujui manfaat protein, resveratrol, dan probiotik dapat mencegah gejala long covid, adalah salah atau hoaks.
Penelusuran mereka dalam situs produk Renatar maupun laman resmi WHO, tidak menyebutkan kaitan antara produk tersebut dengan gejala long covid.
Pernyataan dari juru bicara Renatar maupun WHO, pada AFP, juga tidak mengatakan bahwa produk tersebut bermanfaat mencegah gejala long covid.
Juru bicara WHO secara tegas mengatakan mereka tidak merekomendasi treatment apapun untuk mencegah gejala long covid, kecuali dengan mencegah penularan Covid-19.
Testimoni di media sosial yang berisi informasi hoaks seperti ini, kata Alexander, bisa berdampak buruk bila langsung dipercaya oleh masyarakat.
Dia menjelaskan revesratrol anti oksidan untuk melindungi diri dari radikal bebas dan anti inflamasi.
Sementara probiotik adalah mikroorganisme dalam makanan yang memberikan dampak kesehatan seperti meningkatkan imunitas.
Namun manfaat probiotik tidak spesifik untuk mengobati sakit tertentu, juga tidak secara spesifik untuk mencegah gejala long covid.
Alexander menjelaskan Satgas Covid-19 RI menyarankan agar penyintas Covid-19 yang masih bergejala, menerima pengobatan sesuai gejala yang muncul.
Lantaran masing-masing orang bisa mendapatkan gejala long covid yang berbeda-beda, dari kemampuan indera penciuman, cepat lelah, badan pegal, dan lain sebagainya.
“Pengobatan long covid sesuai dampak terhadap organ tubuh yang sakit. Misalnya kekentalan darah, asma, hipertensi, DM (diabetes mellitus). Itu sesuai buku juknis Kemenkes, beserta lima organisasi profesi (bidang kesehatan),” kata Alexander lagi.
Diakuinya, saat ini banyak obat dijual di media sosial dengan memanfaatkan testimoni pengguna supaya laris di pasaran.
Untuk itu masyarakatnya perlu waspada dan tidak segera percaya begitu saja, melainkan lebih selektif dalam memilih obat.
“Semua obat harus berdasarkan evidence base, clinical trial. Tidak boleh mengandalkan testimoni. Mereka yang mengandalkan testimoni rata-rata tidak mendahulukan science dan tidak akademik cara berpikirnya,” kata Alexander.