-Barter.in Vol.1 : Gerakan Saling Bertukar digelar di Bentara Budaya, Jakarta pada 3 Juni 2022, mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB.
Ini merupakan sebuah program SayaPilihBumi yang diinisiasi oleh National Geographic Indonesia dan Gramedia yang bertujuan untuk mengembalikan budayabarter seperti zaman dahulu kala. daftar slot online
“Gerakan saling tukar menukar atau barter itu lekat dengan kita. Biasanya kita barter pakaian dengan teman dekat atau keluarga.”
“Acara ini juga menormalisasi barter yang sudah menjadi gaya hidup zaman dulu.”
Begitu kata Diky Wahyudi Lubis, Head of Community and Campaign National Geographic Indonesia, kepada , di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Barter.in Vol.1 relevansinya juga diubah menjadi barter pakaian yang bertujuan demi mengurangi limbah pakaian dari industrifast fashion yang semakin mengkhawatirkan bagi kelestarian lingkungan.
Metode barternya adalah pengunjung yang datang bisa membawa lima pakaian layak pakai untuk ditukarkan dengan pakaian lain.
Dalam proses barternya juga mengedepankan sisi higienitas dan kelayakan pakaian lama agar tidak menjadi sampah tekstil.
“Artinya barter ini bisa masuk menjadi satu gaya hidup yang baru. Karena mirip dengan gaya hidup thrifting yang lagi disukai anak muda,” tambah Diky.
Gerakan salingbarter ini bisa menjadi solusi untuk meminimalisasi tingkat konsumerisme akan pakaian supaya tidak selalu membeli sesuatu yang baru.
Cerita pengunjung Barter.in
/ DINNO BASKORO Feliciti dan Georgia, pengunjung Barter.in, di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (3/6/2022)
Senada dengan tujuan itu, Barter.in juga menargetkan generasi muda untuk memulai gerakan barter demi kelestarian lingkungan.
Salah satunya diceritakan oleh Feliciti, perempuan berusia 18 tahun yang tinggal di kawasan Jakarta Barat.
Dia datang ke acara ini karena tertarik dengan programbarter yang menurutnya berbeda dengan budayathrifting yang dia kenal sebelumnya.
Awalnya Feli merupakan followers dari SayaPilihBumi di akun Instagram, dan mengetahui acara ini dari informasi yang dibagikan.
“Bagus banget, adanya program ini juga nggak perlu beli baju baru lagi. Kita bisa barter karena baju yang ada juga bagus-bagus,” kata Feliciti kepada , di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Sebelumnya, Feli mengaku pakaian yang tak lagi dipakai hanya menumpuk di lemari saja.
Kebiasaannya dalam menyikapi baju yang tidak terpakai itu sering diberikan ke saudara atau dibuang.
Tapi Feli menyadari dengan adanya barter pakaian ini, dia bisa memiliki baju yang “baru” dengan menukarkannya daripada tidak terpakai dan terbuang.
“Kebanyakan terlalu lama di lemari. Mending dibarterin aja daripada dibuang,” kata dia.
Datang ke acara Barter.in, Feli membawa tiga pakaian miliknya yang terdiri dari dua atasan dan satu dress.
Pakaian yang dibawanya itu kemudian dikurasi oleh pihak Barter.in.
Feli lantas berhasil membawa pulang pakaian baru yang menurutnya kualitas dari pakaian yang dibarter itu masih bagus.
Cerita yang sama datang dari teman Feli, Georgia, perempuan asal Jakarta Barat yang berusia 17 tahun.
Dia datang ke acara ini sambil membawa pakaian tidak terpakai yang merupakan baju turun-temurun dari eyang (neneknya).
Datang ke acara ini, Georgia beralasan ingin menukarkan baju tersebut dengan mencari pakaian lain yang lebih cocok.
Menurutnya, baju turun-temurun dari sang nenek yang sudah tidak terpakai itu terasa sayang jika hanya tertumpuk di lemari.
Sehingga, dia menukarkannya dengan baju yang lebih terpakai di Barter.in.
“Daripada tidak terpakai, saya tukarkan saja. Lumayan dapat baju yang kualitasnya seperti masih baru.”
“Ada satu baju yang tidak lolos kurasi kata volunteer-nya, jadi saya bawa pulang,” cetus Georgia.
Di acara ini, Feli memamerkan baju yang baru ditukarnya. Dia memilih stripe blues berwarna peach. Sedangkan Georgia memilih menukar baju lamanya dengan mini jumpsuit.