Kesehatan

Bisa Dialami Usia Muda, Kapan Waktu Yang Tepat Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskular?

Spread the love

– Penyakit kardiovaskular terus meningkat setiap tahun, dan menjadi penyebab kematian tertinggi di antara orang berusia produktif.

Penyakit kardiovaskular bukan hanya menyerang usia tua, tapi juga bisa dialami orang usia muda, yang dipicu beberapa hal antara lain :

Tren peningkatan penyakit jantung pun semakin signifikan, dikarenakan melonjaknya prevalensi hipertensi, diabetes melitus, serta obesitas.

Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi mencapai 34,1 persen.

Stroke 10,9 persen, sedangkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5 persen.

“Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dan juga penyakit dengan pembiayaan kesehatan termahal di Indonesia,” ujar Kepala Sub Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Theresia Sandra Diah Ratih MHA; dalam webinar, Selasa (31/5/2022). slot gampang menang jackpot besar

Sayangnya, lanjut dia, hanya tiga dari 10 orang dengan penyakit tidak menular yang terdeteksi. Dari tiga orang tersebut, satu orang di antaranya mendapatkan pengobatan yang sesuai.

“Dari yang tiga tersebut hanya satu orang yang mau berobat teratur. Lainnya menganggap bahwa ‘minum obat, enggak minum obat saya tetap sakit hipertensi’ misalnya,” terangnya.

Lantas, kapan seharusnya kita mendeteksi dini penyakit kardiovaskular termasuk penyakit jantung?

Dokter Sandra menyampaikan bahwa deteksi dini penyakit kardiovaskular bisa dilakukan sejak usia 15 tahun.

Hal yang paling utama adalah melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin, untuk mendeteksi bila ada indikasi terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Kemenkes, kata Sandra, juga berupaya untuk melakukan pencegahan penyakit kardiovaskular sejak dini dimulai dari siswa sekolah.

Nantinya, para siswa di sekolah akan diajarkan untuk menggunakan tensi meter digital agar bisa mengukur sendiri tekanan darahnya.

Upaya edukasi ini dimaksudkan untuk mendeteksi tiga penyakit utama yakni hipertensi, diabetes, dan obesitas.

Deteksi dini yang dilakukan antara lain pengecekan tensi darah, tinggi badan, berat badan, serta kadar gula dalam darah.

Peningkatan deteksi dini pun tengah digalakkan di tengah masyarakat, melalui kelompok-kelompok kecil.

“Seluruh masyarakat nantinya bisa melakukan deteksi dini untuk menjaring kemungkinan orang diabetes, hipertensi atau obesitas,” imbuhnya.

Masyarakat dapat melakukan deteksi dini seperti ukur tensi darah, kadar gula dalam darah, mengukur tinggi badan, dan berat badan secara gratis di Puskesmas, Posbindu Lansia atau Posbindu Remaja.

Hanya saja, untuk pemeriksaan EKG maupun kadar lipid gratis hanya diperuntukan bagi masyarakat yang memiliki BPJS Kesehatan.

Mencegah penyakit kardiovaskular

Setidaknya 14,4 persen penyebab kematian di Indonesia diakibatkan masalah kardiovaskular, termasuk penyakit jantung.

Oleh karena itu, Sandra menekankan pentingnya mencegah penyakit kardiovaskular sedini mungkin, di antaranya dengan menerapkan gaya hidup sehat melalui CERDIK:

“Kepada mereka yang sudah terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, DM (diabetes melitus) dan obesitas bisa mengendalikan penyakitnya dengan PATUH,” tuturnya.

Adapun metode PATUH dapat dilakukan dengan:

“Upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit jantung secara masif di masyarakat melalui kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS), skrining atau deteksi dini FR PTM, dan gerakan lawan obesitas (GENTAS),” pungkasnya.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *