BEKASI, – Pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Khilafatul Muslimin Bekasi Raya, Abu Salma, menceritakan awal mula berdirinya Pesantren Ukhuwah Islamiyah yang dinaungi oleh kelompok tersebut. slot pulsa gacor
Abu Salma mengatakan, ormasnya sudah menapakkan kaki di wilayah Bekasi sejak tahun 2008. Kala itu, organisasi tersebut mendapatkan tanah wakaf dari Yayasan Alfuqon.
Kemudian, dibangunlah pesantren di sana. Bangunan pesantren tersebut juga menjadi kantor Yayasan Khilafatul Muslimin.
“Begitu si pemilik (Yayasan Alfuqon) menyerahkan tanah kepada Khilafatul Muslimin, kurang lebih tahun 2008, berdirilah yayasan Khilafatul Muslimin,” tutur Abu Salma, di Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah, Jumat (17/6/2022).
Pria tersebut mengakui bahwa keberadaan Pesantren Ukhuwah Islamiyah memang selama ini menemui sejumlah kendala, terutama berkaitan dengan urusan legalitas.
“Secara legalitas, itu hanya nama saja di atas kertas, tapi secara pekerjaan, itu orang-orang yang terlibat hanya sekadar membantu secara sukarela,” tuturnya.
Pesantren tersebut diketahui tidak terdaftar di Kementerian Agama. Pesantren dengan total 200 murid itu juga tidak menerapkan sistem pendidikan seperti layaknya pesantren pada umumnya,
“Kita memang tidak ikuti kurikulum Mendikbud, tidak juga kurikulum Kemenag. Karena kita ada istilah, jenjang Sekolah Dasar 2 tahun, Sekolah Menengah Pertama 2 tahun, Sekolah Menangah Atas 2 tahun, dan perguruan tinggi 2 tahun,” jelas Abu Salma.
Setelah sejumlah kontroversi muncul terkait ormas Khilafatul Muslimin itu, yang disebut bertentangan dengan Ideologi Pancasila, pesantren Ukhuwah Islamiyah pun ditutup sementara hingga legalitasnya jelas.
“Nah, inilah yang menjadi rancu perihal perizinannya. Maka, kita akan serahkan ke aparat terkait, dan mengurus perizinannya melalui Kemenag. Nantinya, kita akan arahkan pesantren ini ke arah pendidikan Tahfidz,” ujar dia.